-->

Martabak, Pangsit, atau Nasi? Sebuah Kehendak Bebas


Mari memilih,
Dari ketiga makanan yang terdapat pada judul diatas, mana yang tidak pernah kamu makan?
Saya bisa menjamin, 98% orang yang membaca artikel ini pasti pernah memakan ketiga jenis makanan tersebut. Tetapi, dari ketiga makanan tersebut? Apa yang paling kamu sukai?
Kamu bisa jawab di kolom komentar.
Disaat ini, begitu banyak macam makanan yang pastinya menggugah selera kita, walau sebenarnya kita belum mencicipinya, tetapi hanya dengan melihat gambarnya saja kita bisa tergoda. Seperti saya dulu, yang tidak pernah makan Pizza, namun tiba-tiba selera karena hanya melihat gambar promo di brosurnya. 
Kita diciptakan Tuhan dengan sebuah kelebihan, yaitu "Kehendak Bebas", sebuah kehendak untuk menentukan pilihan, baik itu pilihan yang buruk, ataupun yang baik. Yang konon katanya, dikarenakan Adam dan Hawa yang memakan "Buah Terlarang" di taman surga. Kehendak Bebas merupakan sebuah anugrah dan juga sebuah musibah bagi kita, yang menjadi penentu kemana arah hidup kita nantinya. Namun, seperti makanan tadi, walaupun kamu menyukai semua makanan tersebut, tetapi kamu pasti akan kembali kemakanan yang benar-benar kamu senangi. Itulah yang saya sebut dengan "Kodrat". Kemanapun kita melangkah, dengan seliar apapun kehendak bebas yang dimiliki, pasti ada waktu kamu akan kembali ke kodrat manusia yang diinginkan Tuhan. Sebuah titik balik yang merubah hidupmu ke arah yang lebih baik, atau bahkan membuat mu semakin terpuruk. Sejauh apapun pilihan yang kamu ambil, percayalah kamu akan kembali ke Sang Pencipta. Kita boleh saja memilih untuk tetap memakan nasi setiap hari, tetapi apakah kamu akan betah dengan kondisi seperti itu. Sesekali kita butuh makan martabak, diselangi dengan pangsit dan kembali ke nasi. Itulah hidup, harus diwarnai dengan berbagai kejadian, agar kita tahu memilih, apakah yang kita nikmati hari ini memberikan dampak baik atau buruk bagi kita. Kita menyebutnya dengan pengalaman, tetapi saya lebih suka menyebutnya dengan tantangan.
Akan tetapi, masih banyak diantara kita yang tidak cepat kembali ketika menemukan makanan baru yang menurutnya enak walaupun tidak menyehatkan. Inilah cobaan, yang dianggap sebagai rezeki bagi kalangan yang rakus akan uang. Angka-angka diatas kertas menjadi makanan baru dan menggiurkan sebagian orang, bahkan lupa untuk pulang. Mereka mencampurkan makanan dengan minuman keras, narkoba, sehingga mereka terbuai dan tidak ingat kodrat mereka sebagai manusia. Mereka semakin rakus, mulai korupsi, sikut sana sini, bahkan mulai mencari celah untuk mencuri dalam skala yang lebih besar lagi. Mereka bangga, mengatakan kepada sanak keluarga mereka bahwa ia pintar membuat masakan yang mengenyangkan keluarganya. Bahkan mengatakan tolol bagi mereka yang tak mau mencicipi makanannya. Dan tiba saatnya, ketika makanan yang mereka makan membuat mereka sakit, tetap saja mereka akan kembali ke kodratnya sebagai manusia, bahwa ia adalah seorang hamba. Yang memiliki kehendak bebas,, namun terbatas.
Martabak, Pangsit, Nasi? Manakah yang kamu pilih. Kamu bebas memilih, asal.... kamu membeli.

Etro Sinaga

0 Response to "Martabak, Pangsit, atau Nasi? Sebuah Kehendak Bebas"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel