-->

Di Sebuah Bumi Yang Datar


Alkisah, hiduplah seorang pria dihutan belantara, ntah ngapain dia disana. Namanya juga kisah yah.
Pekerjaannya sehari-hari berburu, berburu, dan berburu. Dia bernama Berbu, jadi wajar saja dia suka berburu. Ketika malam, dia berhayal, andai saja Berbur tidak perlu berburu lagi. Sepertinya dia mulai lelah dengan pekerjaannya itu. Alhasil, Berbur bermimpi bahwa hidupnya berubah. Didalam mimpinya itu dia hidup berkecukupan, apa yang dia mau selalu ada. Semua tinggal ambil seperti kamu belanja di Supermarket, bedanya kamu harus membayar sedangkan Berbur tidak.

Ketika ia lapar dia tinggal makan, ketika dia lelah dia tinggal tidur. Bahkan ketika dia mau buang air besarpun, tinggal duduk dan semuanya dijalankan secara Auto Pilot. Tiba-tiba saja Berbur terbangun dari tidurnya, ternyata kepalanya terantuk oleh batu yang rontok dari gua yang tinggali. Berbur teringat mimpinya, dan bingung kenikmatan macam apa yang ia rasakan didalam mimpinya itu. Berbur tidak pernah tahu apa yang ia makan, apa yang minum, dan apa nama tempat ia buang air besar tadi. 

Namun perut Berbur yang kelaparan, membuat Berbur harus pergi berburu lagi seperti biasa. Tetapi hari itu nasib Berbur kurang baik. Tidak ada buruan yang masuk perangkapnya. Hal ini membuat Berbur jengkel dan teringat akan mimpinya tadi. 
"Walau aku tidak tahu apa yang ku makan tadi, yang ku minum tadi, sepertinya kehidupan ku dialam mimpi itu sangat indah." Katanya dalam hati.  
Akhirnya Berbur berlutut dan menangis, serta meratap, andai saja mimpinya menjadi kenyataan. Secara ajaib, mimpi Berbur menjadi kenyataan, istilah kerennya, dream comes true. Namun terdapat perbedaannya, itu bukanlah mimpi, tetapi kenyataan. Yang dimana Berbur tetap harus bekerja untuk mendapatkan makanan, minuman, dan buang air. Berbur yang hanya tahu berburu merasa kewalahan menghadapi situasi yang dialaminya saat ini. Disaat dia harus mengangkat tombak, sekarang dia harus mengangkat semen, batu, dan tanah. Akhirnya Berbur kecewa, ternyata kehidupan lamanya tetap lebih baik dari kehidupan yang di impikannya. Dan jadilah dia Berbur yang bukan seorang yang pintar mendapatkan apa ia buru, melainkan hanya menjadi satu dari sekian banyak buruh.

Terkadang kita mengharapkan lebih dari apa yang mampu. Ketika kamu mendapatkan sesuatu tanpa ada pengalaman yang mendukung, tetap saja kamu akan mengerutu dan mengharapkan sesuatu yang lainnya. Kita hidup di Bumi yang datar, yang semua memang memerlukan ilmu agar mampu bertahan di atasnya. Hargai proses, karena proses akan menentukan hasil yang akan kamu peroleh.

Etro Sinaga

Baca Juga : Lelaki Idaman

0 Response to "Di Sebuah Bumi Yang Datar"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel